Competitions
Jim Ratcliffe, salah satu pemilik Manchester United, tengah menghadapi kritik tajam terkait rencananya membangun stadion baru dengan sebagian dananya berasal dari anggaran publik. Ratcliffe, yang memiliki kekayaan sekitar 12 miliar Poundsterling (sekitar Rp240 triliun), sebelumnya pindah ke Monaco pada 2020 untuk menghindari pajak di Inggris. Kini, ia meminta dukungan pemerintah guna merealisasikan proyek stadion dengan dalih regenerasi kawasan Old Trafford.
United mengklaim proyek ini bisa mendongkrak ekonomi Inggris hingga 7,3 miliar Poundsterling per tahun pada 2039, meskipun stadion itu sendiri hanya menyumbang sebagian kecil dari jumlah tersebut. Banyak pihak menilai bahwa proyek ini lebih menguntungkan bisnis Ratcliffe dibandingkan komunitas sekitar.
Graham Stringer, anggota parlemen dari Partai Buruh dan mantan wali kota Manchester, mengecam proyek ini dan menyebutnya sebagai "skema setengah matang yang tak masuk akal". Menurutnya, stadion baru ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dana publik, sehingga permintaan dana dari pemerintah seharusnya ditolak.
"Ada banyak area lain di Greater Manchester yang lebih membutuhkan investasi. Sangat keterlaluan jika Ratcliffe meminta uang publik untuk proyek yang justru menaikkan nilai bisnis pribadinya," ujar Stringer.
Ratcliffe, yang juga pemilik perusahaan petrokimia Ineos, resmi membeli 29% saham Manchester United dan kini mengendalikan operasi sepak bola klub. Sejak bergabung, ia telah memangkas sekitar 450 pekerjaan serta menerapkan berbagai langkah efisiensi biaya, termasuk menutup kantin staf di Old Trafford.
Stadion baru berkapasitas 100.000 penonton ini digadang-gadang akan menjadi ikon global, seperti Menara Eiffel di Paris. Rencananya, stadion ini akan memiliki atap raksasa serta plaza publik yang dua kali lebih besar dari Trafalgar Square. Arsitek Foster + Partners telah ditunjuk untuk merancang proyek ini, yang mencakup pembangunan "kota kecil masa depan" di sekitar stadion.
Namun, laporan independen menyebutkan bahwa dampak ekonomi terbesar bukan berasal dari stadion, melainkan dari proyek regenerasi di sekitarnya. Sebagian besar dana publik yang diminta justru diperlukan untuk menyiapkan lahan, membangun infrastruktur, serta memindahkan terminal kereta barang di dekat Old Trafford yang diperkirakan menelan biaya hingga 300 juta Poundsterling (sekitar Rp6 triliun).
Rencana ini mendapatkan dukungan dari tokoh penting seperti Walikota Greater Manchester Andy Burnham dan Sebastian Coe, yang memimpin task force regenerasi Old Trafford. Burnham menegaskan bahwa dana publik tidak akan digunakan untuk pembangunan stadion, tetapi bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan di sekitarnya agar menarik investasi dari sektor swasta.
Sementara itu, Waseem Hassan, anggota dewan kota Old Trafford, menyatakan dukungannya dengan syarat klub juga berkontribusi untuk masyarakat. "Kami ingin proyek ini terjadi karena wilayah utara memang butuh regenerasi. Tapi kami juga meminta klub ikut berinvestasi dalam pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan sekitar," kata Hassan.
Menurut juru bicara Trafford Council, proyek ini adalah peluang langka untuk merevitalisasi Old Trafford dan sekitarnya, menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru serta ribuan rumah bagi masyarakat.
"Langkah berikutnya adalah menunjuk tim konsultan untuk menyusun master plan strategis guna menentukan bentuk akhir dari proyek ini," ujar mereka. Manchester United sendiri menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait kritik yang muncul.
Apakah proyek stadion ini benar-benar akan menguntungkan masyarakat, atau hanya menjadi cara lain bagi pemilik klub untuk meraup keuntungan? Nantikan terus perkembangan berita ini hanya di ShotsGoal!