Martin Odegaard Gagal Menjadi Pahlawan Arsenal, Apa Yang Terjadi dengan Kapten Mereka?

Martin Odegaard Gagal Menjadi Pahlawan Arsenal, Apa Yang Terjadi dengan Kapten Mereka?

Martin Odegaard, gelandang serang asal Norwegia, kembali tampil setelah pulih dari cedera yang cukup lama. Namun, meskipun kemampuannya tak perlu diragukan, performa sang kapten Arsenal dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan pertanyaan besar. Sejak November 2024, Odegaard belum berhasil mencetak gol di Premier League, sebuah catatan yang cukup mencolok mengingat statusnya sebagai salah satu gelandang terbaik di Liga Inggris.

Musim ini, Arsenal memang mengalami banyak kesulitan. Gabriel Jesus, striker utama mereka, harus menepi cukup lama karena cedera, dan masalah ketajaman lini serang pun menjadi sorotan. Arsenal kembali mengalami kekalahan dalam laga Piala FA melawan Manchester United, sebuah hasil yang semakin mempertegas ketergantungan mereka terhadap kualitas serangan. Mikel Arteta, manajer Arsenal, pun harus menghadapi pertanyaan mengenai kebutuhan tim untuk merekrut striker baru di bursa transfer musim dingin.

Namun, ada satu nama yang cukup mengejutkan menjadi sorotan, yakni Odegaard. Ia dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam permainan menyerang Arsenal, tetapi performanya dalam beberapa pertandingan terakhir sangat jauh dari harapan. Bahkan, mantan bek Arsenal, William Gallas, memberikan komentar tajam tentang penurunan kualitas permainan Odegaard. Dalam sebuah wawancara dengan Prime Casino, Gallas menyatakan, "Odegaard tidak terlihat seperti pemain yang sama yang kita lihat mendominasi pertandingan selama dua tahun terakhir. Ia benar-benar buruk menurut standar yang biasa ia tampilkan."

Dari Gelandang Serang Terbaik ke Pemain yang Menghilang

Tak bisa dipungkiri, Odegaard pernah dianggap sebagai salah satu gelandang serang terbaik di Premier League. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ia dibandingkan dengan Kevin De Bruyne, gelandang andalan Manchester City yang selama ini dianggap sebagai yang terbaik di dunia. Odegaard, menurut mantan pemain internasional Inggris Jamie Redknapp, memiliki kemampuan untuk mengendalikan permainan dengan sangat baik. "Saat Odegaard menguasai bola, waktu terasa berhenti," kata Redknapp di Sky Sports. "Ia adalah kapten, ia adalah pemimpin, dan ia tidak hanya mengatur serangan, tetapi juga merebut bola kembali saat kehilangan penguasaan."

Namun, saat ini, Martin Odegaard tidak lagi menunjukkan kemampuannya dengan cara yang sama. Performa Arsenal secara keseluruhan memang menurun dibandingkan musim lalu, dan Odegaard sebagai kapten juga turut merasakannya. Memang, ia sempat tampil cukup baik setelah pulih dari cedera, memberikan assist dalam dua pertandingan pertamanya setelah kembali, yakni melawan Chelsea dan Nottingham Forest. Namun, seiring berjalannya waktu, kontribusinya semakin berkurang, dan sejak mencetak gol terakhirnya melawan West Ham pada 30 November 2024, ia belum lagi mencetak gol di Premier League.

Arsenal Tanpa Odegaard

Kehilangan Odegaard untuk waktu yang lama di awal musim 2024/25 memang sangat terasa. Arsenal tanpa Odegaard hanya berhasil meraih dua kemenangan dari tujuh pertandingan di Premier League. Mereka menelan kekalahan telak dari Bournemouth dan Newcastle, yang semakin menunjukkan betapa pentingnya peran sang kapten di tengah permainan Arsenal. Saat ia kembali, Arsenal sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, tetapi itu tidak bertahan lama.

Namun, meskipun Odegaard kembali ke lapangan, Arsenal masih menghadapi masalah besar, terutama dalam hal ketajaman di depan gawang. Bahkan ketika Odegaard kembali beraksi, Arsenal tidak dapat menemukan kembali fluiditas permainan yang mereka miliki musim lalu. Mereka tampak lebih tergantung pada situasi bola mati, dan serangan yang mereka bangun sering kali terhenti di sepertiga akhir lapangan. Di sisi lain, Odegaard, meskipun menjadi penghubung permainan yang penting, tampaknya kesulitan untuk menghidupkan serangan dengan efektif.

Keterbatasan Arsenal Tanpa Bukayo Saka

Salah satu alasan utama mengapa Odegaard kesulitan menunjukkan performa terbaiknya adalah absennya Bukayo Saka, pemain sayap bintang Arsenal. Hubungan antara Odegaard dan Saka di lapangan terbukti sangat produktif dalam beberapa musim terakhir. Keduanya saling melengkapi dengan sempurna, dengan Odegaard yang mampu memberikan umpan-umpan akurat, sementara Saka selalu siap untuk mengonversi peluang menjadi gol.

Namun, dengan absennya Saka akibat cedera hamstring, hubungan tersebut terputus, dan Odegaard merasa kesulitan untuk menciptakan peluang seperti sebelumnya. Pelatih Mikel Arteta pun mengakui bahwa ada dampak besar ketika kedua pemain kunci tersebut tidak bermain bersama. "Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika Anda memiliki hubungan seperti itu dengan seorang pemain, dan Anda tidak bersama-sama, ada perbedaan yang jelas," kata Arteta. "Martin kembali dari cedera, tetapi ada banyak faktor yang mempengaruhi performanya."

Tentu saja, ketidakhadiran Saka bukanlah satu-satunya alasan untuk penurunan performa Odegaard. Sebelum cedera Saka, Odegaard juga sudah kesulitan untuk tampil konsisten. Pada pertandingan melawan Everton, misalnya, meskipun Arsenal membutuhkan momen inspirasi, Odegaard ditarik keluar pada menit ke-70, sebuah keputusan taktis yang menunjukkan bahwa ia gagal memberikan dampak yang diharapkan.

Pemimpin yang Tidak Cukup Tampil Memadai

Sebagai kapten tim, Odegaard seharusnya tampil lebih menonjol dalam situasi-situasi kritis. Sayangnya, pada beberapa pertandingan penting, ia gagal menunjukkan karakter seorang pemimpin sejati. Dalam pertandingan melawan Manchester United di Piala FA, Odegaard memiliki kesempatan untuk mengubah jalannya pertandingan dengan tendangan penalti. Namun, ia gagal mengonversi peluang tersebut, yang menjadi simbol dari kurangnya ketajaman dan konsistensi yang ia tunjukkan.

Di sisi lain, ada banyak pemain lain di Premier League yang bisa lebih konsisten meskipun mengalami penurunan performa. Phil Foden dari Manchester City, misalnya, meskipun juga mendapat kritik, masih berhasil menciptakan lebih banyak peluang daripada Odegaard meskipun lebih jarang tampil sebagai starter.

Tidak Ada Pemain Pembeda di Arsenal

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Arsenal musim ini adalah kurangnya pemain yang dapat menjadi pembeda di lini depan. Kai Havertz, Leandro Trossard, Gabriel Martinelli, dan Raheem Sterling semuanya gagal menunjukkan ancaman gol yang konsisten. Meskipun Odegaard sering kali berusaha untuk menciptakan peluang, para pemain lain di sekitarnya sering kali gagal memanfaatkannya.

Selain itu, ada juga masalah terkait dengan pemain-pemain baru seperti Declan Rice dan Mikel Merino yang, meskipun memiliki kualitas defensif yang solid, tidak banyak memberikan kontribusi dalam hal serangan. Tanpa adanya pemain yang benar-benar dapat diandalkan untuk mencetak gol, Arsenal kesulitan untuk menemukan kembali momentum menyerang mereka.

Waktunya Bangkit

Tentu saja, Odegaard tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi Arsenal. Ketidakhadiran pemain-pemain kunci seperti Saka dan Gabriel Jesus memberikan dampak besar, dan keputusan taktis Arteta juga patut dipertanyakan. Namun, sebagai kapten, Odegaard memiliki tanggung jawab untuk memimpin tim dan menginspirasi rekan-rekannya. Jika ia ingin diakui sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia, ia harus menunjukkan performa terbaiknya dalam pertandingan-pertandingan krusial.

Arsenal tidak bisa terus bergantung pada bola mati atau hanya mengandalkan kesempatan dari situasi-situasi spesial. Odegaard perlu segera bangkit dan kembali menjadi motor penggerak di tengah permainan Arsenal. Jika tidak, maka harapan Arsenal untuk meraih gelar juara Premier League musim ini akan semakin sulit tercapai.

Jika Odegaard tidak segera menemukan kembali bentuk terbaiknya, maka Arsenal juga akan kesulitan untuk kembali ke jalur kemenangan dan menantang gelar juara seperti yang mereka lakukan musim lalu. Sebagai kapten, ia harus menunjukkan kualitas dan konsistensi yang dibutuhkan untuk membawa timnya melewati masa-masa sulit ini. Waktunya untuk bangkit sudah tiba. Simak terus informasi sepak bola lainnya hanya di ShotsGoal!

Headlines

Trofi Juara EPL Liverpool Musim Ini Jadi Momen Spesial untuk Mohamed Salah
Keyakinan Gila Liverpool! Dari Awal Sudah Yakin, Akhirnya EPL Mendarat di Anfield
Kylian Mbappe Unggul dari Cristiano Ronaldo Soal Statistik Musim Debut Real Madrid
Napoli Memimpin Klasemen Serie A Setelah Menang 2-0 atas Torino
Liverpool Juara Liga Inggris, Samai Manchetser United dengan 20 Gelar
Masa Depan Carlo Ancelotti di Ujung Tanduk Usai Drama Copa del Rey
Florian Wirtz Dirumorkan ke Bayern Munchen
Ambisi Setengah Hati Manchester United: Masih Ada Asa?
PSG Keok 1-3 dari Nice, Laju Sempurna Pasukan Luis Enrique Terhenti!
Crystal Palace Hancurkan Aston Villa 3-0 Di Wembley, Lolos ke Final Piala FA!
Ejekan Tijjani Reijnders: AC Milan Merahkan Kota Milan!
Paris Saint-Germain Tersandung! Mimpi Tanpa Noda di Ligue 1 Pupus di Tangan Nice
Patrice Evra Tantang Luis Suarez Tarung Bebas di MMA
Lima Partner Lionel Messi yang Paling Ganas dalam Sejarah!
Cristiano Ronaldo Sebut Lima Pemain yang Berpeluang Meraih Ballon d'Or 2025
Ini Tiga Tim yang Terdegradasi dari Premier League Musim Ini!
Real Madrid Ancam Boikot Final Copa del Rey!
Lima Transfer Tanpa Biaya yang Bikin Inter Milan Perkasa di Era Simone Inzaghi
Darwin Nunez Dicadangkan di Liverpool, Ada Apa?
Diogo Dalot Terancam Absen Hingga Akhir Musim Akibat Cedera
Tijjani Reijnders Ungkapkan Soal Impian Terbesarnya di AC Milan yang Belum Kesampaian
Cristiano Ronaldo Masih Perkasa di Umur 40 Tahun, Tapi Kalau Soal Ego Apakah Masih Sama?
Declan Rice, Gelandang Terbaik Dunia Versi Emmanuel Petit
Resmi Berpisah! Jorginho dan Arsenal Bakal Akhiri Kerja Sama di 2025
Barcelona Putar Balik, Nico Williams Bukan Lagi Target Utama!
Chelsea Pimpin Perburuan untuk Mendatangkan Dean Huijsen
Tiga Pemain Sepak Bola Terbaik Versi Cristiano Ronaldo
Roy Keane Tegaskan Marcus Rashford Masih Mengerikan!
Rodrigo Hernandez Diincar Real Madrid
Manchester United Incar Franco Mastantuono
Quadruple FC Barcelona Bukan Isapan Jempol Belaka
Apa Stadion Sepak Bola yang Atmosfernya Paling Terbaik Menurut Cristiano Ronaldo?
Pep Guardiola: Musim Manchester City Buruk Meski Lolos Liga Champions
AC Milan Gagalkan Ambisi Inter Milan di Semifinal Coppa Italia
Arsenal Bangkit di Akhir, The Gunners Siap Tunda Pesta Juara Liverpool
Kejutan Besar! Liverpool Bisa Kunci Gelar Liga Inggris Malam Ini Tanpa Bertanding
AC Milan Bidik Bintang Muda Bologna, Riccardo Orsolini
Manchester United Bakal Kejar Matheus Cunha Sebelum Pra Musim
Arsenal Turut Ramaikan Perburuan Bintang Brentford, Bryan Mbeumo
Lionel Messi Mengaku Masih Ragu Tampil di Piala Dunia 2026
Rumor Transfer: Liverpool Kini Beralih ke Lookman dari Atalanta
Sudah Menuju Tahun Tahun Cristiano Ronaldo Puasa Gelar Liga
Harry Kane Ingin Pulang ke Premier League, Klub Mana yang Paling Cocok?
Bayer Leverkusen di Ambang Krisis Jelang Musim Panas 2025, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Bermain di MLS, Lionel Messi Mencetak Rekor di Mana-Mana
Jonathan Tah Konfirmasi Tinggalkan Bayer Leverkusen, Minggat ke Barcelona?
Lamine Yamal Memenangkan Penghargaan Breakthrough of the Year
Daftar Klub dengan Degradasi Terbanyak di Premier League!
Mengapa Ruben Amorim Pilih Tyler Fredricson untuk Lawan Wolves?
Manchester United dan Napoli Deal Transfer Victor Osimhen?