Competitions
Mantan bintang Barcelona, Gerard Pique, tengah menghadapi skandal besar setelah dirinya dipanggil ke pengadilan terkait dugaan korupsi dalam kesepakatan pemindahan Piala Super Spanyol ke Arab Saudi.
Kasus ini mengejutkan dunia sepak bola, menyeret mantan pejabat tinggi, serta menimbulkan pertanyaan serius mengenai etika dan transparansi dalam olahraga.
Piala Super Spanyol (Supercopa de Espana) adalah turnamen tahunan yang mempertemukan juara La Liga dan Copa del Rey. Sejak 2020, format kompetisi ini berubah menjadi turnamen empat tim yang diselenggarakan di Arab Saudi.
Keputusan untuk memindahkan lokasi turnamen ini dibuat oleh Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF), yang saat itu dipimpin oleh Luis Rubiales, dengan kesepakatan senilai jutaan euro.
Namun, masalah muncul ketika diketahui bahwa kesepakatan tersebut dinegosiasikan oleh perusahaan investasi bernama Kosmos, yang dimiliki oleh Gerard Pique. Hal ini menimbulkan dugaan adanya konflik kepentingan, karena Pique masih aktif bermain untuk Barcelona saat kesepakatan terjadi.
Sebagai pemilik Kosmos, Pique memainkan peran kunci dalam negosiasi antara RFEF dan pihak Arab Saudi. Pengadilan menyebut adanya kemungkinan unsur korupsi dalam perjanjian ini, termasuk pembayaran komisi tahunan sebesar empat juta euro kepada Kosmos.
Hakim juga sedang menyelidiki apakah Luis Rubiales menerima suap atau pembayaran ilegal lainnya dalam kesepakatan ini.
Dalam perkembangan terbaru, pengadilan telah meminta rincian pembayaran yang masuk ke rekening Pique, Rubiales, serta perusahaan Kosmos untuk menelusuri kemungkinan aliran dana yang mencurigakan. Jika terbukti bersalah, Pique bisa menghadapi konsekuensi hukum yang serius.
Gerard Pique dijadwalkan hadir di pengadilan pada 14 Maret untuk memberikan kesaksian. Ia memiliki hak untuk tidak memberikan pernyataan yang bisa memberatkannya, tetapi kesaksiannya sangat dinantikan untuk mengungkap lebih jauh tentang skandal ini.
Selain itu, mantan presiden RFEF, Luis Rubiales, juga berada di bawah sorotan. Ia sebelumnya sudah menghadapi masalah hukum terkait insiden ciuman dengan pemain timnas wanita Spanyol, Jenni Hermoso, dan kini kembali terjerat dalam kasus besar lainnya.
Skandal ini berpotensi merusak reputasi sepak bola Spanyol secara luas. Banyak pihak mempertanyakan transparansi dan tata kelola federasi, serta mempertanyakan apakah keputusan pemindahan turnamen lebih mengedepankan keuntungan finansial dibandingkan dengan nilai-nilai olahraga.
Kasus ini memicu kemarahan di kalangan penggemar dan pemerhati sepak bola. Amnesty International bahkan mengkritik keputusan penyelenggaraan turnamen di Arab Saudi, mengingat rekam jejak negara tersebut terkait hak asasi manusia. Beberapa analis juga berpendapat bahwa sepak bola saat ini semakin condong ke arah komersialisasi, tanpa memperhatikan aspek etika dan moral.
Di sisi lain, ada juga yang beranggapan bahwa pemindahan Piala Super Spanyol merupakan upaya untuk membantu klub-klub Spanyol mendapatkan pemasukan tambahan. Namun, dengan adanya dugaan korupsi dalam proses ini, publik semakin skeptis terhadap alasan sebenarnya di balik keputusan tersebut.
Skandal Piala Super Spanyol ini menjadi tamparan keras bagi dunia sepak bola, khususnya di Spanyol. Pemanggilan Pique ke pengadilan merupakan langkah penting dalam mengungkap kebenaran di balik kesepakatan kontroversial ini.
Jika terbukti ada unsur korupsi, maka kasus ini bisa menjadi titik balik dalam memperbaiki sistem tata kelola sepak bola agar lebih transparan dan bebas dari kepentingan individu. Bagaimana menurut kalian? Apakah skandal ini akan mengubah wajah sepak bola Spanyol? Ikuti terus perkembangan kasus ini hanya di ShotsGoal!