Catatan Memilukan Manchester United di Bawah Ruben Amorim
Musim 2024/2025 menjadi salah satu periode tergelap dalam sejarah panjang Manchester United, Klub legendaris Inggris ini sedang terpuruk di bawah kepemimpinan pelatih asal Portugal, Ruben Amorim. Harapan besar yang sempat menyertai kedatangannya kini berubah menjadi kekecewaan mendalam bagi para pendukung Setan Merah.
Statistik Buruk yang Menggambarkan Krisis
Sejak ditunjuk sebagai pelatih kepala, Amorim belum mampu mengangkat performa Manchester United. Dari total 25 pertandingan liga yang sudah dijalani, MU hanya mampu meraih enam kemenangan, enam hasil imbang, dan menelan 13 kekalahan. Dengan catatan tersebut, mereka terjerembab di peringkat ke-16 klasemen Premier League.
Lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah poin yang dikumpulkan MU hingga pekan ini menjadi yang terendah sejak era pra-degradasi tahun 1930/1931. Ancaman zona degradasi bukan lagi sekadar omong kosong, tapi kini menjadi kenyataan yang menghantui Old Trafford setiap akhir pekan.
Kelemahan di Semua Lini
Masalah Manchester United bukan hanya terletak pada hasil akhir, tetapi juga pada statistik performa yang mengkhawatirkan. Dalam 25 laga, MU hanya mampu mencetak 30 gol, dengan tingkat konversi tembakan ke gol yang sangat rendah, yaitu 8,7%. Bahkan lebih buruk dari beberapa tim papan bawah yang sudah terdegradasi seperti Leicester City dan Southampton.
Lini belakang pun tak luput dari sorotan. Dengan 41 gol yang bersarang ke gawang sendiri dan hanya empat kali clean sheet, bisa disimpulkan bahwa pertahanan Manchester United sangat rapuh. Koordinasi antarlini seringkali terlihat kacau, ditambah kesalahan individu yang terlalu sering terjadi di momen krusial.
Taktik Tidak Efektif, Pemain Gagal Beradaptasi
Ruben Amorim datang dengan filosofi permainan yang berbeda. Ia mencoba mengubah wajah MU dengan formasi 3-4-3, meninggalkan pola 4-2-3-1 yang sudah lama digunakan sebelumnya. Namun eksperimen ini justru membuat para pemain kesulitan beradaptasi.
Beberapa laga memperlihatkan MU menguasai permainan seperti saat melawan Rangers dengan 68% penguasaan bola â namun dominasi itu tidak disertai efektivitas. Mereka sering gagal menciptakan peluang berbahaya dan lebih sering membuang kesempatan emas karena penyelesaian akhir yang lemah.
Masalah yang Lebih Dalam
Yang lebih disorot oleh Amorim bukan hanya persoalan teknis, tapi juga mental. Ia secara terbuka menyebut bahwa para pemain United kehilangan rasa lapar dan mental juara. Tidak ada urgensi untuk menang. Tidak ada ketakutan untuk kalah. Sebuah hal yang sangat bertentangan dengan DNA klub yang dulu dikenal sebagai raksasa tak kenal menyerah.
Amorim menyebut dirinya 'malu' melihat posisi MU di papan bawah klasemen. Ia menegaskan bahwa perubahan tidak cukup di lapangan, tapi harus dimulai dari dalam dari karakter, etos kerja, dan budaya kompetitif yang nyaris hilang dari ruang ganti MU.
Ikuti Perjalanan Manchester United di ShotsGoal
Musim yang penuh tekanan ini masih menyisakan beberapa pertandingan penting yang akan menentukan nasib Manchester United. Apakah mereka bisa bangkit? Atau justru terjun bebas?
Dapatkan kabar terkini, ulasan tajam, dan analisis eksklusif soal Manchester United hanya di ShotsGoal rumah bagi penggemar sepak bola sejati!