Kilas Balik Perjalanan Trent Alexander-Arnold di Liverpool
Trent Alexander-Arnold, bek kanan legendaris asal Inggris, mengakhiri dua dekade penuh prestasi di Liverpool dengan pergi ke Real Madrid di akhir musim nanti. Dia pun melakukan kilas balik perjalanannya di Liverpool.
Awal Karier: Karena Lotre, Bukan Scout
Tak banyak yang tahu bahwa awal perjalanan Trent Alexander-Arnold di Liverpool adalah hasil dari sebuah keberuntungan. Ia bukan ditemukan oleh pencari bakat di pinggir lapangan, melainkan karena sebuah lotre sederhana. Saat berusia enam tahun, ia mendapatkan undangan untuk bergabung dengan kamp pelatihan musim panas akademi Liverpool melalui sistem undian di sekolahnya di kawasan West Derby.
"Setiap anak ingin ikut, jadi nama-nama dipilih dari topi, dan nama saya pun keluar," kenang Alexander-Arnold penuh antusias. Ia merasa gugup namun bersemangat saat pertama kali datang ke pelatihan bersama Ibunya, menantikan apakah dirinya akan cocok dan cukup baik untuk bersaing di lingkungan baru tersebut.
Tak butuh waktu lama, talenta Alexander-Arnold langsung terlihat oleh staf pelatih. Hanya dalam hitungan jam dari sesi latihan pertamanya, sang staf langsung menghampiri ibunya dan berkata, "Bisakah Anda mulai membawanya dua atau tiga kali seminggu?" Inilah momen awal tumbuhnya mimpi besar dari seorang bocah yang kemudian menjadi ikon Liverpool.
Loyalitas Dua Dekade: Perjalanan Trent di Liverpool
Alexander-Arnold pun kemudian mengukir kisah luar biasa selama dua dekade di Liverpool, klub yang telah ia cintai sejak kecil. "Menjadi kapten dari Liverpool adalah mimpi saya," ungkap Alexander-Arnold dalam berbagai kesempatan, namun kenyataan berbicara lain ketika ia memutuskan untuk mengakhiri perjalanannya di Anfield pada Juni 2025 nanti.
Selama 20 tahun, Alexander-Arnold telah menjalani banyak momen berharga, dari akademi hingga menjadi tulang punggung tim utama, membuktikan diri sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dibesarkan oleh The Reds. Kepergiannya tentu menjadi pukulan bagi para pendukung Liverpool, yang selalu melihatnya sebagai representasi dari identitas klub: anak lokal yang berhasil.
Namun, baginya, masa depan harus dihadapi dengan keluar dari zona nyaman. Alexander-Arnold merasa inilah saat yang tepat untuk mencari pengalaman baru dan tantangan segar di level tertinggi sepak bola Eropa. Dalam pesan perpisahannya, Alexander-Arnold dengan hangat meminta pengertian seluruh suporter.
Keputusan Trent Alexander-Arnold meninggalkan Liverpool adalah manifestasi dari kebutuhan untuk tantangan dan pengalaman baru. Jangan lewatkan berita dan update terbaru seputar sepak bola lainnya di ShotsGoal!